Chef Desi
BABAK Grand Final MasterChef Indonesia Season 2
akan digelar Minggu, 28 Oktober 2012. Persaingan sengit tak ayal terjadi
di antara Desi (39, direktur hotel asal Bangka), yang menilai Opik (30,
agen properti asal Surabaya) saingan terberatnya, selain dirinya
sendiri.
"Dari histori kemarin, saya lihat siapa yang sering menang (Opik-red) itu kompetitor yang paling kuat,” tutur Desi ketika berkunjung ke redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, belum lama ini.
Menurutnya Opik adalah kontestan yang mempunyai kekuatan pada citarasa dan kecepatan memasak. Opik menjadi salah seorang kontestan yang disebut Desi berpeluang besar menjadi juara, selain Esach (21, mahasiswa asal Sidoarjo).
“Mereka punya skill, speed, taste, cuma Esach enggak dapat kesempataan. Tadinya, saya berharap Esach bisa masuk, minimal 5 besar,” ujarnya.
Namun, ia mengaku bahwa persaingan tak hanya terjadi di luar dirinya, namun juga di dalam. Ibu tiga anak ini menganggap bahwa dirinya juga merupakan musuh terkuat. Dalam artian, ia harus keluar dari zona nyaman dan mengerjakan segala sesuatunya semaksimal mungkin walaupun tantangan tersebut tampak gampang.
“Buat saya, musuh terkuat adalah diri saya sendiri. Itu prinsip saya. Ketika saya mampu menghadapi diri sendiri, maka saya mampu menghadapi orang lain. Itu yang selalu saya pegang dimana-mana,” pungkasnya. (ftr)
"Dari histori kemarin, saya lihat siapa yang sering menang (Opik-red) itu kompetitor yang paling kuat,” tutur Desi ketika berkunjung ke redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, belum lama ini.
Menurutnya Opik adalah kontestan yang mempunyai kekuatan pada citarasa dan kecepatan memasak. Opik menjadi salah seorang kontestan yang disebut Desi berpeluang besar menjadi juara, selain Esach (21, mahasiswa asal Sidoarjo).
“Mereka punya skill, speed, taste, cuma Esach enggak dapat kesempataan. Tadinya, saya berharap Esach bisa masuk, minimal 5 besar,” ujarnya.
Namun, ia mengaku bahwa persaingan tak hanya terjadi di luar dirinya, namun juga di dalam. Ibu tiga anak ini menganggap bahwa dirinya juga merupakan musuh terkuat. Dalam artian, ia harus keluar dari zona nyaman dan mengerjakan segala sesuatunya semaksimal mungkin walaupun tantangan tersebut tampak gampang.
“Buat saya, musuh terkuat adalah diri saya sendiri. Itu prinsip saya. Ketika saya mampu menghadapi diri sendiri, maka saya mampu menghadapi orang lain. Itu yang selalu saya pegang dimana-mana,” pungkasnya. (ftr)
No comments:
Post a Comment